Kamis, 21 Agustus 2014

KENAPA HARUS BELAJAR PLH ?





MATERI Pendidikan Lingkungan Hidup, Minggu #1, MGMP PLH MAN 1 Pekanbaru
  
Bumi kita saat ini sedang menghadapi berbagai masalah lingkungan yang serius. Enam masalah lingkungan yang utama tersebut adalah ledakan jumlah penduduk, menipisnya sumber daya alam, perubahan iklim global, kepunahan tumbuhan dan hewan, kerusakan habitat alam, serta peningkatan polusi dan kemiskinan. Kondisi lingkungan sekarang sungguh memprihatinkan. Kondisi tersebut dari waktu ke waktu terus mengalami penurunan. Gejala-gejala alam yang menunjukkan hal itu telah nampak semakin jelas. Semakin tingginya suhu bumi dan musim yang sulit untuk diprediksi merupakan contoh gejala yang kita rasakan dari semakin rusaknya lingkungan bumi. Bencana banjir yang silih berganti menerjang wilayah Indonesia sebagai indikasi nyata rusaknya alam di negara kita.

Berangkat dari permasalahan tersebut, diharapkan melalui pendidikan lingkungan hidup akan terjadi perubahan-perubahan sehingga permasalahan lingkungan dapat teratasi. Kedengarannya kata-kata itu mudah untuk diucapkan , namun implementasinya di lapangan kenyataannya tidak sesederhana itu, karena yang dihadapi yang paling utama adalah manusia itu sendiri dengan segudang permasalahannya yang begitu kompleks. Manusia memiliki pikiran dan rasa yang keduanya harus digunakan. Tanpa keduanya sangat mustahil Pendidikan Lingkungan Hidup di masyarakat dapat dilaksanakan dengan mudah dan berhasil. Oleh karena itu Pendidikan Lingkungan Hidup harus dimulai dari hati. Tanpa sikap dan mental yang tepat, semua pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki hanyalah akan menjadi sampah semata.

Konvensi UNESCO di Tbilisi tahun 1997 memberikan pengertian tentang pendidikan lingkungan hidup, yaitu merupakan suatu proses yang bertujuan untuk menciptakan suatu masyarakat dunia yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan masalah-masalah yang terkait di dalamnya serta memiliki pengetahuan, motivasi, komitmen, dan keterampilan untuk bekerja, baik secara perorangan maupun kolektif dalam mencari alternatif atau memberi solusi terhadap permasalahan lingkungan hidup yang ada sekarang dan untuk menghindari timbulnya masalah-masalah lingkungan hidup baru.
Sekolah yang merupakan institusi pendidikan berperan besar dalam membentuk watak seorang anak didik. Dimana guru sebagai agen utama dalam menstransfer informasi kepada anak didik. Begitu pula guru sebagai sosok yang diteladani bagi anak didik. Oleh karena itu kaitannya dengan pendidikan lingkungan hidup, seorang guru atau institusi pendidikan perlu memberikan ajakan-ajakan moral untuk mencintai dan menjaga lingkungan daalam berbagai kesempatan. Beberapa daftar kerja yang dapat dilakukan seorang guru untuk memberikan pengetahuan tentang lingkungan hidup
Dengan adanya pendidikan lingkungan hidup, diharapkan :
1.      Siswa memiliki etika dan moralitas yang benar  di dalam memandang lingkungan hidup dalam interaksinya dalam kehidupan.
2.      Siswa dapat memperoleh pengetahuan dasar dan permasalahan tentang lingkungan.
3.      Siswa diharapkan dapat mengubah perilaku dan sikap yang dapat merugikan alam.
4.      Siswa mengetahui bagaimana pentingnya menjaga kelestarian bumi kita agar terhindar dari kerusakan.

Kinilah saatnya para pelajar dapat memulai tindakan nyata untuk peduli terhadap lingkungan. Untuk membangkitkan kesadaran terhadap lingkungan hidup di sekitarnya, proses yang paling penting dan harus dilakukan sekali lagi adalah dengan menyentuh hati. Jika proses penyadaran telah terjadi dan perubahan pola pikir serta pola sikap terhadap lingkungan telah terbentuk , maka selanjutnya dapat dilakukan peningkatan pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan hidup, serta peningkatan keterampilan dalam mengelola lingkungan hidup.

Mari belajar PLH....

Rabu, 20 Agustus 2014

PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP



Pendidikan lingkungan hidup adalah suatu proses untuk membangun populasi manusia di dunia yang sadar dan peduli terhadap lingkungan total (keseluruhan) dan segala masalah yang berkaitan dengannya, dan masyarakat yang memiliki pengetahuan, ketrampilan, sikap dan tingkah laku, motivasi serta komitmen untuk bekerja sama , baik secara individu maupun secara kolektif , untuk dapat memecahkan berbagai masalah lingkungan saat ini, dan mencegah timbulnya masalah baru. (UNESCO, Deklarasi Tbilisi, 1977)

Prinsip Pendidikan Lingkungan Hidup
  1. Mempertimbangkan lingkungan sebagai suatu totalitas — alami dan buatan, bersifat teknologi dan sosial (ekonomi, politik, kultural, historis, moral, estetika);
  2. Merupakan suatu proses yang berjalan secara terus menerus dan sepanjang hidup, dimulai pada zaman pra sekolah, dan berlanjut ke tahap pendidikan formal maupun non formal;
  3. Mempunyai pendekatan yang sifatnya interdisipliner, dengan menarik/mengambil isi atau ciri spesifik dari masing-masing disiplin ilmu sehingga memungkinkan suatu pendekatan yang holistik dan perspektif yang seimbang.
  4. Meneliti (examine) issue lingkungan yang utama dari sudut pandang lokal, nasional, regional dan internasional, sehingga siswa dapat menerima insight mengenai kondisi lingkungan di wilayah geografis yang lain;
  5. Memberi tekanan pada situasi lingkungan saat ini dan situasi lingkungan yang potensial, dengan memasukkan pertimbangan perspektif historisnya;
  6. Mempromosikan nilai dan pentingnya kerjasama lokal, nasional dan internasional untuk mencegah dan memecahkan masalah-masalah lingkungan;
  7. Secara eksplisit mempertimbangkan/memperhitungkan aspek lingkungan dalam rencana pembangunan dan pertumbuhan;
  8. Memampukan peserta didik untuk mempunyai peran dalam merencanakan pengalaman belajar mereka, dan memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan dan menerima konsekuensi dari keputusan tersebut;
  9. Menghubungkan (relate) kepekaan kepada lingkungan, pengetahuan, ketrampilan untuk memecahkan masalah dan klarifikasi nilai pada setiap tahap umur, tetapi bagi umur muda (tahun-tahun pertama) diberikan tekanan yang khusus terhadap kepekaan lingkungan terhadap lingkungan tempat mereka hidup;
  10. Membantu peserta didik untuk menemukan (discover), gejala-gejala dan penyebab dari masalah lingkungan;
  11. Memberi tekanan mengenai kompleksitas masalah lingkungan, sehingga diperlukan kemampuan untuk berfikir secara kritis dengan ketrampilan untuk memecahkan masalah.
  12. Memanfaatkan beraneka ragam situasi pembelajaran (learning environment) dan berbagai pendekatan dalam pembelajaran mengenai dan dari lingkungan dengan tekanan yang kuat pada kegiatan-kegiatan yang sifatnya praktis dan memberikan pengalaman secara langsung (first – hand experience).
Fokus
Pendidikan Lingkungan Hidup berfokus pada:
  • Kepedulian dan sensitifitas terhadap lingkungan hidup dan tantangannya.
  • Pengetahuan dan pemahaman tentang lingkungan hidup dan tantangannya.
  • Perubahan perilaku terhadap lingkungan hidup dan mengembangkan peningkatan kualitas lingkungan hidup.
  • Keahlian untuk mengantisipasi terjadinya permasalahan lingkungan hidup.
  • Partisipasi untuk menerapkan pengetahuan dan keahlian terkait program lingkungan hidup.
Sejarah  
Pada tahun 1977/1978 rintisan Garisgaris Besar Program Pengajaran Lingkungan Hidup diujicobakan di 15 Sekolah Dasar Jakarta. Pada tahun 1979 di bawah koordinasi Kantor Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup (Meneg PPLH) dibentuk Pusat Studi Lingkungan (PSL) di berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta, dimana pendidikan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL mulai dikembangkan).

Tahun 1986, Pendidikan Lingkungan Hidup dan Kependudukan dimasukkan ke dalam pendidikan formal dengan dibentuknya mata pelajaran Pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup (PKLH). Depdikbud merasa perlu untuk mulai mengintegrasikan PKLH ke dalam semua mata pelajaran.Sejak tahun 1989/1990, berbagai pelatihan tentang lingkungan hidup telah diperkenalkan oleh Departemen Pendidikan Nasional bagi guru-guru SD, SMP dan SMA termasuk Sekolah Kejuruan.

Tahun 1996 terbentuk Jaringan Pendidikan Lingkungan (JPL) antara LSM-LSM yang berminat dan menaruh perhatian terhadap pendidikan lingkungan. Hingga tahun 2004 tercatat 192 anggota JPL yang bergerak dalam pengembangan dan pelaksanaan pendidikan lingkungan. Tahun 2013, JPL melaksanakan Pertemuan Nasional Jaringan Pendidikan Lingkungan di Jogjakarta.
Pada tahun 1996 disepakati kerjasama pertama antara Departemen Pendidikan Nasional dan Kementerian Negara Lingkungan Hidup, No. 0142/U/1996 dan No Kep: 89/MENLH/5/1996 tentang Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan Lingkungan Hidup tanggal 21 Mei 1996, yang diperbaharui pada tahun 2005 (nomor: Kep No 07/MenLH/06/2005 No 05/VI/KB/2005 tanggal 5 Juli 2005) dan tahun 2010. Sebagai tindak lanjut dari kesepakatan tahun 2005, pada tahun 2006 Kementerian Lingkungan Hidup mengembangkan program pendidikan lingkungan hidup pada jenjang pendidikan dasar dan menengah melalui program Adiwiyata. Program ini dilaksanakan di 10 sekolah di Pulau Jawa sebagai sekolah model dengan melibatkan perguruan tinggi dan LSM yang bergerak di bidang Pendidikan Lingkungan Hidup.

Kategori Pendidikan Lingkungan Hidup
PLH dikategorikan menjadi:
  1. PLH formal yaitu kegiatan pendidikan di bidang lingkungan hidup yang diselenggarakan melalui sekolah yang terdiri atas pendidikan dasar, menengah, dan tinggi yang dilakukan secara terstruktur dengan menggunakan metode pendekatan kurikulum yang terintegrasi maupun kurikulum yang monolitik atau tersendiri
  2. PLH non-formal adalah kegiatan pendidikan di bidang lingkungan hidup yang dilakukan di luar sekolah yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang, misalnya AMDAL, ISO, dan PPNS.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.