Rabu, 26 November 2014

Hidroponik



Hidroponik (Inggris: hydroponic) berasal dari kata Yunani yaitu hydro yang berarti air dan ponos yang artinya daya. Hidroponik juga dikenal sebagai soilless culture atau budidaya tanaman tanpa tanah. Jadi hidroponik berarti budidaya tanaman yang memanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam atau soilless. Teknik hidroponik banyak dilakukan dalam skala kecil sebagai hobi di kalangan masyarakat Indonesia. Pemilihan jenis tanaman yang akan dibudidayakan untuk skala usaha komersial harus diperhatikan, karena tidak semua hasil pertanian bernilai ekonomis. Jenis tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi untuk dibudidayakan di hidroponik yaitu:
Dalam kajian bahasa, hidroponik berasal dari kata hydro yang berarti air dan ponos yang berarti kerja. Jadi, hidroponik memiliki pengertian secara bebas teknik bercocok tanam dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman, atau dalam pengertian sehari-hari bercocok tanam tanpa tanah. Dari pengertian ini terlihat bahwa munculnya teknik bertanam secara hidroponik diawali oleh semakin tingginya perhatian manusia akan pentingnya kebutuhan pupuk bagi tanaman.
Di mana pun tumbuhnya sebuah tanaman akan tetap dapat tumbuh dengan baik apabila nutrisi (unsur hara) yang dibutuhkan selalu tercukupi. Dalam konteks ini fungsi dari tanah adalah untuk penyangga tanaman dan air yang ada merupakan pelarut nutrisi, untuk kemudian bisa diserap tanaman. Pola pikir inilah yang akhirnya melahirkan teknik bertanam dengan hidroponik, di mana yang ditekankan adalah pemenuhan kebutuhan nutrisi.

Tunggu yaaaa info selanjutnya  ...


Jumat, 14 November 2014

SAMPAH



Sampah merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber aktivitas manusia yang tidak terpakai lagi dan dilepaskan ke alam dalam bentuk padatan, cair ataupun gas.

                      I. Jenis – Jenis Sampah

1.     Berdasarkan sumbernya
Sampah alam
Sampah manusia
Sampah konsumsi
Sampah nuklir
Sampah  industri
Sampah pertambangan

2.     Berdasarkan sifatnya

Sampah organik - dapat diurai (degradable)

Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos.

Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)

Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk laiannya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton.


Rabu, 12 November 2014

NERACA SAMPAH



Berbicara mengenai sampah memang tak ada habisnya. tetapi kini mulai ada pergeseran paradigma sampah itu sendiri. Jika dulu, orang melihat sampah itu adalah sebagai sisa kegiatan sehari-hari, kini sampah diartikan sebagai potensi sumberdaya yang dapat dimanfaatkan sehingga mempunyai nilai tambah. Ya, tentu saja sebagai produk daur ulang maupun produk baru dan diharapkan dapat menghasilkan pendapatan. Nah, perubahan, jelas telah membuka mata dan cara pandang masyarakat dalam memperlakukan si benda padat terbuang tadi. Apalagi dengan sosialisasi demi sosialisasi yang dilakukan baik oleh dinas terkait [dinas kebersihan] masing-masing daerah maupun organisasi-organisasi yang bergerak di bidang pengelolaan sampah, maupun pihak swasta ataupun sektor terkait lainnya. Dengan bank sampah, masyarakat diajarkan untuk memilah sampah anorganik berdasarkan jenisnya (botol aqua, aneka kertas, plastik, dan lain sebagainya). Nah, bisanya masyarakat-masyarakat sekitar bank sampah akan membawa sampah-sampah kering tersebut dan ditabung di bank sampah,



 


                          


 








                                                                                                                                

SUCSES STORY ADIWIYATA MAN 1 PEKANBARU




Pada awalnya MAN 1 Pekanbaru belum  tahu Program adiwiyata, sejak di pimpin Ibu Dra. Hj. Hayatirruh M.Ed. sangat mencintai tanaman dan lingkungan yang bersih, maka program menciptakan madrasah yang  bersih, sehat, rapi dan indah tercipta di MAN 1 Pekanbaru. Jadi program Adiwiyata MAN 1 Pekanbaru tercipta secara alamiah.
Pada Tahun 2010 kepala dinas Pendidikan Kota pekanbaru kunjungan kerja ke MAN 1 Pekanbaru dan melihat lingkungan sudah mulai tertata maka Kepala Dinas Pendidikan Bertanya Kepada Kepala MAN 1 Pekanbaru, apakah madarasah sudah masuk adiwiyata? Maka Kepala Madrasah menjawab belum pak, silahkan didaftarkan, iya pak kita akan menindaklanjutinya untuk terdaftar Adiwiyata Madrasah.

Kamis, 06 November 2014

SISWA MAN 1 PEKANBARU BELAJAR CARA UJI EMISI KENDARAN

Mau tau bagaimana siswa siswi MAN 1 Pekanbaru yang sedang belajar tentang Uji Emisi Kendaraan ???
Liat yuu...






Kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan bekerja sama dengan Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru...

MAN 1 Pekanbaru Ikuti Program Sosialisasi Adiwiyata



MAN 1 Pekanbaru mengikuti acara Sosialisasi Adiwiyata yang dibuka secara resmi oleh Walikota Pekanbaru, H. Firdaus, ST., MT di Hotel Grand Tjokro Pekanbaru, Selasa (4/11/2014) pagi.

Turut hadir dalam acara tersebut yakni Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Kepala Pusat Pengelolaan Ekoregional wilayah Sumatera, Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Pekanbaru dan Para Kepala Sekolah / Madrasah sekota Pekanbaru.

Pemko Pekanbaru sudah mempersiapkan sedikitnya lima sekolah terbaik untuk bertarung memperebutkan Piala maupun piagam Adiwiyata sebagai supremasi keberhasilan pengelolaan lingkungan di sekolah.

Dalam pidatonya, walikota menyampaikan hendaknya kepada para kepala sekolah dan Dinas yang terkait dalam program Adiwiyata ini bukan memprioritaskan piala atau piagam. "Hendaknya seluruh sekolah se-kota Pekanbaru dapat merencanakan kegiatan-kegiatan untuk membangun generasi muda terencana dan generasi emas bangsa indonesia khususnya kota Pekanbaru yang cerdas, religius dan mencintai lingkungannya demi terwujudnya kota Pekanbaru menjadi kota metropolitan dan madani," jelas Walikota.

Saat ini ada lima calon sekolah yang di ajukan Adiwiyata tingkat Nasional oleh Pemko Pekanbaru diantaranya, Sekolah Dasar Negeri (SDN) 148 Pekanbaru, Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 20 Pekanbaru, Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 4 Pekanbaru, Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 5 Pekanbaru dan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Pekanbaru. (AH)

source : http://man1pekanbaru.sch.id

Rabu, 05 November 2014

Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional 2014



Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional
 
Puncak peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) diperingati setiap tanggal 5 November. Setiap tahunnya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (dulu Kementerian Lingkungan Hidup) menetapkan tema dan maskot, berupa sepasang hewan dan tumbuhan, setiap tahunnya.
Pada pelaksanaan peringatan di tahun 2014 ini, tema Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional adalah “Keanekaragaman Puspa dan Satwa Pesisir dan Laut untuk Ketahanan Pangan dan Pembangunan yang Berkelanjutan”.
Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) sendiri digelar sebagai media kampanye tingkat nasional untuk meningkatkan kepedulian, perlindungan, pelestarian puspa dan satwa Indonesia. Pun guna menumbuhkan dan mengingatkan akan pentingnya puspa dan satwa dalam kehidupan manusia.

Tema dan Maskot Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional 2014



Sabtu, 01 November 2014

PROFIL MENTRI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 2014-2019






Dr. Ir. Siti Nurbaya Bakar, M.Sc terlahir dari keluarga Betawi asli di Jakarta pada tanggal 28 Juli 1965, Siti Nurbaya Bakar, adalah kader kebanggaan Partai Nasional Demokrat (NasDem) yang menempati posisi sebagai Ketua Dewan Perwakilan Pusat (DPP) parpol pimpinan Surya Paloh tersebut.

Latar belakang akademis Siti Nurbaya Bakar sebagai lulusan Institut Pertanian Bogor (ITB) sekaligus selaku staf pengajar di salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia itu membuat Jokowi dan JK memberinya mandat untuk menjalankan tugas sebagai Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia periode 2014 hingga 2019.

Setelah lulus dari ITB pada tahun 1979, wanita yang kini berusia 49 tahun ini melanjutkan studinya ke International Institute for Aerospace Survey and Earth Sciences (ITC), Enschede, Belanda, dan meraih gelar master pada tahun 1988. Satu dasawarsa kemudian, yaitu tahun 1998, Siti Nurbaya Bakar merampungkan jenjang S3 di ITB.

Riwayat Siti Nurbaya Bakar di pemerintahan cukup panjang, yakni Kepala Seksi Penelitian Fisik Bappeda Lampug (1983-1985), Kepala Seksi Pengairan Bappeda Lampung (1985-1988), Kasubid Analisis Statistik Bappeda Lampung (1981-1983), Kepala Seksi Tata Ruang Bappeda Lampung (1988-1990), Kepala Bidang Penelitian , Bappeda Lampung (1990-1995), dan Wakil Ketua Bappeda Tingkat I Pemda Lampung (1996-1998).

Setelah itu, ia menjabat sebagai Kepala Biro Perencanaan Depdagri (1998-2001), Tenaga Pengajar Perguruan Tinggi di Lingkungan Kopertis Wilayah III (2001-Sekarang), Pelaksana Manajemen STPDN (2003-2004), Sekjen Depdagri (2001-2005), Dewan Komisaris PUSRI (2011-Sekarang), Sekjen DPD RI (2006-2013), dan Ketua Komite Investasi dan Manajemen Resiko PUSRI (2013).

Beberapa anugerah yang pernah diterimanya antara lain Bintang Jasa Utama (2011), Bintang Satya Lencana Wirakarya (2010), Bintang Jasa Satya Lencana Wirakarya (2004), Penghargaan Dewan Pers Nasional untuk Partisipasi Pejabat (2004), PNS Teladan Nasional (2004), Penghargaan Penerapan Informasi Teknologi (2003), Penghargaan Nasional dalam Aplikasi Sistem Informasi Geografi (1993), dan masih banyak lagi.